MANFAATKAN MASA “BRAHMACARI” UNTUK MENUNTUT ILMU SECARA SUNGGUH-SUNGGUH
MANFAATKAN MASA “BRAHMACARI”
UNTUK MENUNTUT ILMU SECARA SUNGGUH-SUNGGUH
Brahmacari merupakan
salah satu ajaran agama Hindu yang merupakan bagian pertama dari Catur Asrama. Secara umum brahmacari berarti masa menuntut ilmu
pengetahuan secara tekun dan sungguh-sungguh. Di dalam sastra suci Veda menyatakan bahmacari adalah masa belajar, masa menuntut ilmu pengetahuan,
utamanya ilmu pengetahuan tentang Ketuhanan (spiritual). Kata brahmacari sering dijabarkan melalui
pernyataan berikut ini : Brahmacari iti brahmacari,
mereka yang berkecimpung di bidang pengetahuan (mencari ilmu pengetahuan)
disebut brahmacari. Seorang brahmacari yang mampu mengendalikan
dirinya dari dorongan nafsu seks dinyatakan memiliki kekuatan suci (cahaya)
kedewataan.
Pada
tingkatan brahmacari ini, seluruh
pelajar perlu memanfaatkannya dengan baik, untuk menambah ilmu pengetahuan dan
mengisi diri dengan berbagai pelajaran yang di dapat pada saat belajar di sekolah.
Bukan saja secara formal namun, di luar sekolah masih banyak hal yang dapat
kita jadikan suatu pelajaran ataupun pengalaman untuk menjadikan diri lebih
baik karena proses belajar tersebut berlangsung secara terus-menerus tiada
henti (long life education). Melihat berbagai
fenomena yang terjadi di zaman modernisasi ini disebut juga dengan zaman
sekuler yang serba mengalami arus kemajuan teknologi dan informasi, menyebabkan
timbulnya berbagai dampak positif dan negatif terhadap kalangan pelajar. Sebenarnya
dengan kemajuan teknologi dan informasi di zaman modernisasi diharapkan mampu
untuk membuat kehidupan manusia sehari-hari dalam menjalankan tugas pekerjaannya
menjadi lebih mudah. Kemajuan teknologi dan informasi ini bukan saja dialami
oleh orang tua, melainkan orang dewasa bahkan anak-anak. Justru dengan semakin
majunya teknologi mengakibatkan sebagian besar pelajar cenderung menjadi malas.
Teknologi digunakan ke arah yang menyimpang sehingga tidak memungkiri banyak
sekali terjadinya patologi sosial yang berdampak negatif terhadap kalangan
pelajar. Teknologi yang sebenarnya diharapakan mampu untuk memberikan
kontribusi yang membangun dan memberikan kemudahan dalam hal belajar justru
lebih dimanfaatkan untuk hal yang negatif, tidak jarang sebagain besar pelajar
menghabiskan waktunya untuk mempraktikkan berbagai prilaku yang asusila (tidak baik) yang didapatnya
dari kecanggihan teknologi melalui internet ataupun media lainnya. Hal inilah
yang sangat memprihatinkan dan mencerminkan semakin merosotnya nilai moralitas.
Dalam
Kitab Sarasamuccaya, Sloka 27 menyebutkan
:
“Matangnya deyaning wwang, pengponganikang
kayowanan, panedeng ning awak, sadhanaken ri karjananing dharma, artha, jnana,
kunang apan tan pada kacaktining atuha lawan rare, drstanta nahan yangalalang
atuha, telas rumepa, marin alandep ika”.
Terjemahannya :
Karenanya
perilaku seseorang, hendaklah digunakan sebaik-baiknya masa muda, selagi badan
sedang kuatnya, hendaklah dipergunakan untuk usaha menuntut dharma, artha dan
ilmu pengetahuan, sebab tidak sama kekuatan orang tua dengan kekuatan anak
muda; contohnya ialah seperti ilalang yang telah tua menjadi rebah dan ujungnya
itu tidak tajam lagi (Kadjeng, 1991:16).
Dari
penjelasan sloka tersebut, maka sebagai pelajar yang sedang berada pada tingkat
brahmacari asrama ini maka tuntutlah
ilmu pengetahuan dengan sungguh-sungguh sebagai bekal dalam kehidupan nanti untuk
menghadapi masa depan yang cerah. Jangan pernah sia-siakan masa muda, karena
pada masa inilah otak sedang tajam-tajamnya untuk mempelajari sesuatu, layaknya
seperti daun ilalang yang masih muda tentu tajam. Asahlah terus kemampuan yang
dimiliki dalam diri ini. Dengan pengetahuan yang dipelajari pada saat masa brahmacari yang nantinya digunakan untuk
menopang kehidupan pada tingkat beriktunya yakni grehasta asrama (masa berumah tangga).
Manfaatkan
masa muda dengan baik dan selalu mengarah/menuju pada dharma (kebenaran).
Selalu fokus belajar untuk mencapai hasil yang terbaik dalam masa brahmacari. Jika para generasi muda,
khususnya pelajar telah mampu memanfaatkan masa mudanya dengan cara belajar
yang tekun maka, masa depan yang cerah sudah tentu terwujud dan memberikan kontribusi
positif terhadap kehidupan bangsa dan negara sehingga menjadikan bangsa dan negara ini
memiliki anak bangsa yang cerdas.
0 komentar: