MANFAATKAN MASA “BRAHMACARI” UNTUK MENUNTUT ILMU SECARA SUNGGUH-SUNGGUH



 MANFAATKAN MASA “BRAHMACARI” 
UNTUK MENUNTUT ILMU SECARA SUNGGUH-SUNGGUH

Oleh : Ida Ayu Made Purnamaningsih (Mahasiswi IHDN Denpasar)



Brahmacari merupakan salah satu ajaran agama Hindu yang merupakan bagian pertama dari Catur Asrama. Secara umum brahmacari berarti masa menuntut ilmu pengetahuan secara tekun dan sungguh-sungguh. Di dalam sastra suci Veda menyatakan bahmacari adalah masa belajar, masa menuntut ilmu pengetahuan, utamanya ilmu pengetahuan tentang Ketuhanan (spiritual). Kata brahmacari sering dijabarkan melalui pernyataan berikut ini : Brahmacari iti brahmacari, mereka yang berkecimpung di bidang pengetahuan (mencari ilmu pengetahuan) disebut brahmacari. Seorang brahmacari yang mampu mengendalikan dirinya dari dorongan nafsu seks dinyatakan memiliki kekuatan suci (cahaya) kedewataan.
Pada tingkatan brahmacari ini, seluruh pelajar perlu memanfaatkannya dengan baik, untuk menambah ilmu pengetahuan dan mengisi diri dengan berbagai pelajaran yang di dapat pada saat belajar di sekolah. Bukan saja secara formal namun, di luar sekolah masih banyak hal yang dapat kita jadikan suatu pelajaran ataupun pengalaman untuk menjadikan diri lebih baik karena proses belajar tersebut berlangsung secara terus-menerus tiada henti (long life education). Melihat berbagai fenomena yang terjadi di zaman modernisasi ini disebut juga dengan zaman sekuler yang serba mengalami arus kemajuan teknologi dan informasi, menyebabkan timbulnya berbagai dampak positif dan negatif terhadap kalangan pelajar. Sebenarnya dengan kemajuan teknologi dan informasi di zaman modernisasi diharapkan mampu untuk membuat kehidupan manusia sehari-hari dalam menjalankan tugas pekerjaannya menjadi lebih mudah. Kemajuan teknologi dan informasi ini bukan saja dialami oleh orang tua, melainkan orang dewasa bahkan anak-anak. Justru dengan semakin majunya teknologi mengakibatkan sebagian besar pelajar cenderung menjadi malas. Teknologi digunakan ke arah yang menyimpang sehingga tidak memungkiri banyak sekali terjadinya patologi sosial yang berdampak negatif terhadap kalangan pelajar. Teknologi yang sebenarnya diharapakan mampu untuk memberikan kontribusi yang membangun dan memberikan kemudahan dalam hal belajar justru lebih dimanfaatkan untuk hal yang negatif, tidak jarang sebagain besar pelajar menghabiskan waktunya untuk mempraktikkan berbagai prilaku yang asusila (tidak baik) yang didapatnya dari kecanggihan teknologi melalui internet ataupun media lainnya. Hal inilah yang sangat memprihatinkan dan mencerminkan semakin merosotnya nilai moralitas.
Dalam Kitab Sarasamuccaya, Sloka 27 menyebutkan :
“Matangnya deyaning wwang, pengponganikang kayowanan, panedeng ning awak, sadhanaken ri karjananing dharma, artha, jnana, kunang apan tan pada kacaktining atuha lawan rare, drstanta nahan yangalalang atuha, telas rumepa, marin alandep ika”.
Terjemahannya :
Karenanya perilaku seseorang, hendaklah digunakan sebaik-baiknya masa muda, selagi badan sedang kuatnya, hendaklah dipergunakan untuk usaha menuntut dharma, artha dan ilmu pengetahuan, sebab tidak sama kekuatan orang tua dengan kekuatan anak muda; contohnya ialah seperti ilalang yang telah tua menjadi rebah dan ujungnya itu tidak tajam lagi (Kadjeng, 1991:16).
Dari penjelasan sloka tersebut, maka sebagai pelajar yang sedang berada pada tingkat brahmacari asrama ini maka tuntutlah ilmu pengetahuan dengan sungguh-sungguh sebagai bekal dalam kehidupan nanti untuk menghadapi masa depan yang cerah. Jangan pernah sia-siakan masa muda, karena pada masa inilah otak sedang tajam-tajamnya untuk mempelajari sesuatu, layaknya seperti daun ilalang yang masih muda tentu tajam. Asahlah terus kemampuan yang dimiliki dalam diri ini. Dengan pengetahuan yang dipelajari pada saat masa brahmacari yang nantinya digunakan untuk menopang kehidupan pada tingkat beriktunya yakni grehasta asrama (masa berumah tangga).
Manfaatkan masa muda dengan baik dan selalu mengarah/menuju pada dharma (kebenaran). Selalu fokus belajar untuk mencapai hasil yang terbaik dalam masa brahmacari. Jika para generasi muda, khususnya pelajar telah mampu memanfaatkan masa mudanya dengan cara belajar yang tekun maka, masa depan yang cerah sudah tentu terwujud dan memberikan kontribusi positif terhadap kehidupan bangsa dan negara  sehingga menjadikan bangsa dan negara ini memiliki anak bangsa yang cerdas.

0 komentar: